Forensik di Lokasi Kejadian: Tugas Labfor dalam Mengumpulkan Barang Bukti Awal
Ketika sebuah tindak pidana terjadi, tempat kejadian perkara (TKP) adalah gudang informasi yang tak ternilai. Setiap objek, jejak, atau bahkan ketiadaan sesuatu bisa menjadi petunjuk penting. Di sinilah Forensik di Lokasi Kejadian memainkan peran krusial, dengan Unit Laboratorium Forensik (Labfor) Kepolisian sebagai garda terdepan dalam mengumpulkan dan mengamankan barang bukti awal. Ketelitian dan kecepatan mereka di TKP menentukan arah penyelidikan dan validitas bukti di mata hukum.
Tugas utama Labfor dalam Forensik di Lokasi Kejadian adalah memastikan bahwa setiap barang bukti ditemukan, didokumentasikan, dan dikumpulkan dengan cara yang ilmiah dan tidak terkontaminasi. Proses ini dimulai segera setelah TKP diamankan. Petugas Labfor akan melakukan observasi menyeluruh, memotret setiap sudut dan objek penting sebelum ada perubahan. Mereka akan menggunakan peralatan khusus untuk mencari jejak-jejak yang tidak terlihat oleh mata telanjang, seperti noda darah samar atau sidik jari laten.
Pengumpulan barang bukti harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Misalnya, sehelai rambut atau serat kain yang ditemukan harus dikumpulkan menggunakan pinset steril dan dimasukkan ke dalam wadah terpisah yang diberi label dengan detail lengkap: tanggal, waktu, lokasi penemuan, dan siapa yang mengumpulkannya. Untuk jejak digital seperti ponsel atau laptop, petugas Labfor akan memastikan perangkat tersebut diamankan tanpa merusak data, seringkali dengan memutus aliran listrik atau menggunakan perangkat khusus untuk cloning data.
Forensik di Lokasi Kejadian juga mencakup pembuatan sketsa TKP yang akurat, mencatat posisi setiap barang bukti, dan bahkan melakukan pengukuran yang presisi untuk rekonstruksi kejadian. Setiap barang bukti yang dikumpulkan akan menjadi bagian dari rantai bukti (chain of custody), sebuah catatan kronologis yang menunjukkan siapa saja yang telah memegang bukti tersebut sejak ditemukan hingga diserahkan ke laboratorium untuk analisis lebih lanjut. Hal ini penting untuk memastikan bahwa bukti tidak dimanipulasi atau terkontaminasi.
Sebagai contoh, pada 12 Mei 2025, tim Labfor dikerahkan ke TKP kebakaran. Mereka tidak hanya fokus pada penyebab api, tetapi juga mencari jejak lain seperti kemungkinan adanya bahan bakar tambahan atau tool mark pada pintu yang dibobol. Dengan keahlian Forensik di Lokasi Kejadian yang mereka miliki, mereka berhasil mengamankan sampel residu yang mengindikasikan penggunaan cairan yang mudah terbakar, yang kemudian menjadi petunjuk penting. Dalam kasus lain, pada 3 Juni 2025, di sebuah TKP pembobolan, tim Labfor menemukan jejak sidik jari pada permukaan yang sulit, namun dengan teknik khusus seperti penggunaan serbuk fluoresen, mereka berhasil mengangkat jejak tersebut untuk analisis identifikasi.
Dengan dedikasi pada detail dan penerapan metode ilmiah yang ketat, Labfor memastikan bahwa setiap barang bukti yang diambil dari TKP memiliki validitas dan dapat digunakan secara efektif dalam proses penyelidikan dan penegakan hukum.